Streaming
Berita
BINGKAI BUDAYA BALI

Gebug Ende Seraya  atau juga bisa disebut perang rotan, merupakan warisan budaya dan tradisi leluhur yang masih dilakoni oleh warga sampai saat ini, tradisi unik ini digelar berkaitan dengan musim kemarau atau bisa dibilang untuk memohon turun hujan pada sasih Kapat (kalender Hindu bali) atau pada bulan Oktober – Nopember. Letak geografis desa Seraya pada dataran tinggi cenderung tandus, mengandalkan peran alam terutama musim penghujan sangat diharapakan, dan akan menjadi kendala jika kemarau berkepanjangan. Maka untuk itu Gebug Ende selalu digelar pada musim kemarau.

Desa Seraya yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Amlapura, perjalanan dari Denpasar sekitar 2.5 jam dengan mobil, setelah melewati objek wisata Taman Ujung Karangasem. Menuju arah dataran tinggi perbukitan, hasil bumi yang cukup terkenal pada wilayah tersebut adalah jagung Seraya yang terkenal gurih dan empuk, mata pencaharian sebagai petani, itulah sebabnya kebutuhan air adalah prioritas utama di desa ini, untuk ituk Gebug Ende selalu digelar untuk memohon turunya hujan. Kondisi fisik warga rata-rata kuat menjadi sisa warisan leluhur yang terkenal teguh dan kuat dalam berperang, sebagai garda depan prajurit kerajaan Karangasem.

Gebug Ende Seraya  atau juga bisa disebut perang rotan, merupakan warisan budaya dan tradisi leluhur yang masih dilakoni oleh warga sampai saat ini, tradisi unik ini digelar berkaitan dengan musim kemarau atau bisa dibilang untuk memohon turun hujan pada sasih Kapat (kalender Hindu bali) atau pada bulan Oktober – Nopember. Letak geografis desa Seraya pada dataran tinggi cenderung tandus, mengandalkan peran alam terutama musim penghujan sangat diharapakan, dan akan menjadi kendala jika kemarau berkepanjangan. Maka untuk itu Gebug Ende selalu digelar pada musim kemarau.


Beranda | Program | Berita | Gallery | Kontak


© 2012. Radio AR Bali. All Rights Reserved
Design by Alamaya